Rumah tinggal pada umumnya memiliki bagian-bagian dari kayu, antara lain kusen, daun pintu, daun jendela, railing tangga dan lain-lain. Pada beberapa bagian ini kadang ingin ditampilkan karakter bahannya yaitu kayu, sehingga diperlukan finishing khusus.
Mengenal bahan finishing dengan berbagai hasil akhir, ternyata cukup penting untuk diketahui para pemilik rumah maupun mereka yang sedang membangun.
Pada dasarnya pekerjaan finishing adalah pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan kecermatan dalam memilih bahan, dan umumnya pada sebuah rumah yang mencapai tahap finishing akan membutuhkan biaya yang cukup besar dibandingkan dengan tahap pekerjaan konstruksi. Namun pada tahap inilah sebuah rumah akan menampilkan bentuk akhirnya dan citra pekerjaan secara keseluruhan.
Khusus finishing terhadap bahan kayu, dapat diselesaikan dalam berbagai bentuk, antara lain dengan cat, politur, melamik dan duko.
CAT
Penggunaan cat umumnya lebih banyak dipakai pada rumah tinggal karena selain bahan bakunya relatif murah, cat dapat melindungi kayu lebih lama dan dapat tampil dalam berbagai macam warna pilihan. Kayu yang di-finish dengan cat, umumnya adalah kayu kelas dua dan kelas tiga seperti kamper, borneo, kruing, damar laut dan lainnya yang tidak terlalu baik penampilannya karena seratnya agak kasar dan kurang tahan terhadap cuaca/pemakaian.
POLITUR
Bahan dasar politur umumnya adalah zat pewarna, zat pelindung dan resin sebagai media. Dengan bahan ini kayu akan tampil dengan karakter aslinya yaitu serat dan warna alami. Bahan politur umumnya digunakan pada kayu kelas satu seperti kayu jati, sonokeling dan eboni. Perlindungan politur dibandingkan cat agak berbeda, karena politur tidak tahan terhadap cuaca, terutama panas dan basah yang langsung mengenai permukaannya. Namun, karena umumnya kayu yang di-finish dengan politur adalah kayu kelas satu maka serangan rayap agak berkurang.
MELAMIK
Bahan finishing ini umumnya digunakan untuk furnitur, karena sifat bahan finishing ini memang lebih sensitif dibandingkan bahan politur. Yang sering menjadi bahan pertimbangan adalah harganya yang relatif mahal.
Bahan kayu yang di-finish dengan melamik adalah yang bertekstur halus dan cantik. Kayu jati, mahoni, sungkai, ramin, atau sonokeling. Jenis kayu tersebut biasanya digunakan pada bagian rumah yang non-struktural dan menjadi bagian dari interior rumah seperti lantai, partisi, dinding ornamen, daun pintu dan railing tangga. Melamik boleh dikatakan sangat lemah terhadap goresan dan cuaca seperti halnya politur, namun penampilan melamik yang menonjolkan karakter kayu dalam warna tua atau warna muda ditambah lapisan akhir yang dof atau mengkilap ternyata menjadi daya tarik tersendiri.
DUKO
Seperti halnya melamik maka duko adalah juga finishing yang umumnya dijumpai pada furnitur atau perlengkapan lain yang terbuat dari metal, bahkan duko juga dipakai sebagai finishing untuk kendaraan.
Konsekuensi dari pemakaian duko pada bahan kayu ialah pada tahap pengerjaan bahan kayu tersebut yang harus “berkenalan dengan air”. Berbeda dengan cat yang hanya menggunakan pelapis dasar seperti cat meni, maka duko harus dilapis dengan bahan dasar pelapis sejenis dempul dan epoxy. Pelapisan cat duko dari jenis cat yang khusus harus menggunakan sprayer, sehingga kualitas akhirnya akan tampil lebih prima. Menggunakan duko untuk kusen dan daun pintu akan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan cat. Disamping menutupi serat kayu, duko juga akan menghilangkan jejak karakter dari jenis kayu yang dipakai.
Jadi, menggunakan kayu kelas apapun bila di-finish dengan duko akan tampil sama baiknya dengan kayu kelas wahid.. :) (end-DP)